Kelebihan & Kekurangan Sisik Kaki Ayam Aduan Tanjung Karang

Dari sekian banyak misteri yang menyelimuti dunia perayaman, terutama ayam aduan. Maka tidak akan habis cerita dalam satu malam kalau sudah berceita yang namanya ayam aduan. hehehe... baik itu MITOS maupun FAKTA, setiap botoh maupun pencinta ayam laga tentu saja memiliki pendapat yang berbeda-beda. Hal itu dapat dimaklumi mungkin karena pengalaman, kepercayaan serta jam terbang seseorang dalam dunia ayam aduan.

Dari sekian Mitos yang berhembus di masyarakat, salah satu yang menarik adalah tentang Mitos katuranggan sisik kaki ayam aduan, seperti katuranggan: Naga Banda, Naga Temurun, Batu Lapak, Batu Rante, Satria Sinekti, Putri Kinurung, Tanjung Karang, dsb.

Pada kesempatan kali ini, saya sebagai pemula yang sedang mempelajari dan menggilai Hobby AYADU baru-baru ini akan membahas sisik katuranggan yang terakhir saya sebutkan yaitu katuranggan“Tanjung Karang” terlepas itu dari “MITOS” serta Fakta atau penalaman yang terjadi dilapangan sesuai yang saya alami.

“MITOS” serta beberapa referensi yang saya dapat dari Mbah Google

Sisik katuranggan Tanjung Karang merupakan sisik kaki dengan ciri-ciri pecah-pecah dibagian belakang jari kiri dan kanannya, mungkin seperti gambar di bawah ini.

Konon ayam aduan dengan sisik kaki seperti ini biasanya memiliki pukulan yang sulit ditebak oleh lawan mainnya. Konon sekali saja mengenai bagian kepala, pukulan ayam tersebut akan mampu membuat ayam linglung dan hilang kesadaran (kata Mbah Google).

“FAKTA” nya yang pernah saya alami, bukan hanya saja kelebihan seperti yang saya sebutkan diatas, tapi juga ayam dengan katuranggan seperti itu lebih cepat masuk Jalunya (kurang dari 5 menit bahkan pernah 20 detik masuk tuh jalu) dan memang pukulannya lumayan dapat membuat musuh agak melehoy...

Semakin penasaran dengan Mitos dan fakta yang saya alami. Sengaja saya uji coba 2 ayam saya masih satu tetesan, bahkan yang ayam pertama posisi Jalunya lebih kebawah, dengan musuh yang sama, tentunya tidak saya gebrak dalam satu waktu tapi selang beberapa minggu, dan hasilnya 4 kali saya coba, dan satupun jalu tidak ada yang masuk meskipun gebrak hingga 2 aeran. Padahal konon salah satu ciri ayam yang punya karakter “Jalu Jahat” selalu identik dengan Posisi jalu yang ada lebih kebawah atau mendekati jari (dan juga tentu kata botoh senior jalannya yang agak sempoyongan katanya)hehe...

Kesimpulan dari saya, cukup beruntunglah anda yang memiliki ayam dengan katuranggan seperti ini meskipun pola mainnya biasa, tapi memiliki kemampuan yang cukup istimewa(pengalaman saya)

Kelemahan:

Pola main yang monoton, atau memang karena ayam saya nya saja yang memang kualitas UNTULAN.

Demikianlah pengalaman yang saya alami, mungkin para bobotoh senior punya pendapat lain dan boleh dibagikan, karena berbagi Informasi, Pengalaman serta Ilmu pengetahuan itu sangatlah indah.